25 April 2014

2.6. Disposable Income (DI)

Disposable Income (DI) atau pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

DI = PI – Pajak langsung

Dimana:
DI = Disposable Income
PI = Personal Income ({NNI + transfer payment} – {laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan sosial + pajak perseorangan})
Pajak langsung = Pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (harus langsung ditanggung oleh wajib pajak), contoh: pajak pendapatan, pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak kendaraan





Sumber:

2.5. Produk Nasional Neto (PNN)

Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu setelah dikurangi dengan penyusutan dan pengganti barang modal. Penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

Produk nasional neto dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

PNN = PNB – Penyusutan

Dimana:
PNN = Produk Nasional Neto
PNB = Produk Nasional Bruto




Sumber:

2.4. Produk Nasional Bruto (PNB)

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) mempunyai konsep yang hampir mirip dengan PDB tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatannya yang sedikit berbeda. Untuk menghitung PNB, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara yang berada di suatu negara maupun yang berada di luar negeri yang pendapatan nasionalnya dihitung. Tetapi sebaliknya, di dalam PNB, faktor-faktor produksi milik penduduk asing atau perusahaan dari negara lain yang beroperasi di negara tersebut tidak dihitung.
Adapun rumus untuk menghitung PNB yaitu:

PNB = PDB – Produk neto terhadap luar negeri

Dimana:
PNB = Produk Nasional Bruto
PDB = Produk Domestik Bruto




Sumber:

2.3. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai keseluruhan dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. PDB dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat. PDB hanya mencakup barang dan jasa akhir, yaitu barang dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Untuk barang dan jasa yang dibeli untuk diproses dan dijual kembali tidak termasuk dalam PDB.
Ada dua tipe PDB yaitu:
1.      PDB nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun yang dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.
2.      PDB riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun yang dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lainnya.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu :
1.      Pendekatan Pengeluaran
Rumusnya:
PDB = C + I + G + (X-M)

Dimana:
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

2.      Pendekatan Pendapatan
Rumusnya:
PDB = r + w + i + p

Dimana:
r = Sewa
w = Upah
i = Bunga
p = Laba

Secara teori PDB dengan pendekatan pengeluaran dan PDB dengan pendekatan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Tetapi karena dalam prakteknya, menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah menghitung dengan pendekatan pengeluaran




Sumber:
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/produk-domestik-bruto-pdbgross-domestic.html

24 April 2014

2.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan produksi perkapita dalam jangka waktu tertentu. Laju pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan. Laju pertumbuhan ekonomi biasanya digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional, sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis khususnya persamaan penjualan, sebagai dasar pembuatan proyeksi, dan sebagai perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral serta regional. Adapun rumus laju pertumbuhan ekonomi, yaitu:


atau




Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, diantaranya:
      1.      Faktor Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan. Cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
      2.      Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia.
      3.      Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan. Pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih yang berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas, dan kuantitas produk.
      4.      Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan suatu negara. Faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit serta pendorong proses pembangunan, misalnya sikap kerja keras, jujur, ulet dan sebagainya. Akan tetapi faktor ini juga dapat menjadi penghambat proses pembangunan, misalya sikap anarkis, egois, boros, KKN dan sebagainya.
      5.      Faktor Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah sumber daya alam dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal yang berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan serta kelancaran pembangunan ekonomi, karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.





Sumber:

2.1. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk atau Population Growth Rate (R) adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk mengukur kecepatan pertambahan penduduk atau memprediksi jumlah penduduk pada suatu wilayah di masa yang akan datang. Sumber data yang dapat digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk ini berasal dari Sensus Penduduk, Survei Antar Sensus (SUPAS), dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Laju pertumbuhan ini dapat diukur dengan pendekatan deret ukur.

Adapun rumus laju pertumbuhan penduduk, yaitu:



Dimana :
R = Laju pertumbuhan penduduk
 = Jumlah penduduk pada tahun ke- t
 = Jumlah penduduk pada tahun dasar
  t  =  -


Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio dan bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk Indonesia adalah kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk perkotaan melebihi laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional. Selain itu pertumbuhan penduduk di perkotaan tidak merata, karena terdapat daerah yang pertumbuhan penduduk kotanya mengalami kenaikan dan daerah lainnya yang pertumbuhan penduduk kotanya mengalami penurunan.



Sumber:

Review 12 - Perpajakan Internasional dan Penetapan Harga Transfer

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Dwi Ayu Larasati (22213664) Dwi Puspita Agustin (22213693) Nurul Maghfiroh Jufrin (26213733) Puti Melati ...