28 Maret 2014

1.4 Sistem Perekonomian yang Dianut Indonesia (Pancasila)

Sistem ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi yang dibangun serta digali dari nilai-nilai yang ada dan dianut oleh masyarakat di Indonesia, seperti nilai agama, kebudayaan, adat istiadat, dan norma-norma yang membentuk perilaku ekonomi masyarakat Indonesia. Sistem perekonomian ini merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat dibawah pimpinan serta pengawasan pemerintah. Beberapa prinsip dasar yang ada di dalam sistem ini berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan. Pada sistem ekonomi pancasila, seluruh rakyat (baik dari golongan ekonomi lemah maupun pengusaha) aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian, terdapat kerja sama dan saling membantu diantara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Seorang pakar senior (Mubyarto, 1981) berpendapat bahwa, terdapat 5 ciri pokok dari sistem ekonomi pancasila, yaitu:
1.      Pengembangan koperasi dengan penggunaan insentif dan moral
2.      Komitmen pada upaya pemerataan
3.      Kebiijakan ekonomi nasionalis
4.      Keseimbangan antara perencanaan terpusat
5.      Pelaksanaan secara terdesentralisasi
Terdapat dua ciri-ciri sistem ekonomi pancasila, diantaranya:
·         Ciri-ciri positif
1.      Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
2.      Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai kehidupan masyarakat dikuasai oleh negara
3.      Tanah, air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalam negara dikuasai oleh negara (pemerintah) yang akan digunakan untuk kemakmuran rakyat
4.      Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untuk pemufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijakan ada pada lembaga itu pula
5.      Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki dan mempunyai hak akan pekerjaan dan kehidupan yang layak
6.      Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat
7.      Potensi serta inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara boleh dikembangkan sepenuhnya dengan batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum
8.      Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara (diurusi) oleh negara
·         Ciri-ciri negatif
1.      Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional
2.      Sistem etatisme, dimana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara
3.      Monopoli, pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam yang merugikan masyarakat



Sumber :
http://tugas-akuntansi.blogspot.com/2011/12/pengertian-sistem-ekonomi-pancasila.html

1.3 Sistem Perekonomian Sosialis

Sistem ekonomi sosialis disebut juga dengan sistem ekonomi terpusat, karena seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, serta diawasi oleh pemerintah. Dasar yang digunakan dalam sistem ekonomi sosialis merupakan ajaran Karl Max yang berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Sistem perekonomian ini menghendaki kemakmuran masyarakatnya secara merata dan tidak adanya penindasan ekonomi di tengah-tengah masyarakat. Untuk mewujudkannya, pemerintah harus ikut campur dalam segala urusan perekonomian. Sistem ekonomi sosialis tidak sama dengan sistem ekonomi komunis. Sosialisme merupakan tahap persiapan menuju komunisme.
Beberapa faktor yang mendorong lahirnya sosialisme, yaitu:
1.      Adanya revolusi industri
2.      Bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar (buruh)
3.      Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih rasional dan lebih terpelajar terhadap kehidupan manusia serta masyarakat
4.      Adanya tuntutan untuk melakukan demokrasi dari hasil Revolusi Prancis
Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi sosialis yaitu:
1.      Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara
2.      Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama
3.      Semua perusahaan adalah milik negara, sehingga tidak ada perusahaan swasta
4.      Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang yang akan diproduksi ditentukan oleh pemerintah
5.      Harga-harga barang dan penyaluran barangnya dikendalikan negara
6.      Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara
Sistem ekonomi sosialis mempunyai kelebihan serta kekurangan, diantaranya:
·         Kelebihan
1.      Tidak ada kesenjangan ekonomi diantara yang kaya dan yang miskin, karena distribusi pemerintah dapat dilakukan dengan merata
2.      Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga
3.      Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan oleh pemerintah, sehingga pemerintah lebih mudah untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya perekonomian
4.      Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga
5.      Jarang terjadinya krisis ekonomi
6.      Lebih mudah melakukan distribusi pendapatan
·         Kekurangan
1.      Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya
2.      Mematikan kreativitas serta inovasi setiap individu
3.      Kurang adanya variasi dalam memproduksi barang, karena hanya terbatas pada ketentuan pemerintah
4.      Sulitnya melakukan transaksi
5.      Pendidikan moral setiap individu terabaikan
6.      Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
Ada beberapa negara yang menganut sistem ekonomi sosialis ini, diantaranya Korea Utara, Kuba, dan Vietnam. Tetapi sekarang tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi ini. Uni Soviet (sekarang Rusia) beserta negara-negara pengikutnya telah gagal dalam menjalankan prinsip sosialisme sebagai cara hidupnya, baik secara ekonomi, moral, sosial, maupun politik. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kemampuan pemerintah pusat untuk menangani seluruh masalah yang ada, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Selain itu banyak terjadinya penyelewengan yang dilakukan oleh pemerintah.


Sumber:


1.2 Sistem Perekonomian Kapitalis (Liberalisme)

Sistem ekonomi kapital atau liberalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan dalam segala kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan sebagainya kepada setiap individu untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Sebagian besar faktor-faktor produksinya dimiliki oleh sektor individu atau swasta. Dalam sistem ekonomi kapital ini, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Adapun beberapa ciri dari sistem ekonomi kapital (liberalisme) yaitu:
1.      Pemerintah tidak campur tangan secara langsung atau dibatasi dalam kegiatan ekonomi
2.      Setiap individu mempunyai kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi
3.      Masyarakat terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh)
4.      Timbulnya persaingan dalam masyarakat terutama dalam mencari keuntungan
5.      Adanya kebebasan dalam berusaha dan kebebasan dalam bersaing
6.      Harga-harga dibentuk di pasar bebas
7.      Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi
8.      Produksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan laba dan semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba
Sistem ekonomi kapital (liberalisme) memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:
·         Kelebihan
1.      Setiap individu diberi kebebasan untuk memiliki kekayaan serta sumber daya produksi
2.      Adanya persaingan yang menyebabkan kreativitas dari setiap individu dapat berkembang
3.      Efisiensi dan efektifitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan
4.      Setiap individu bebas untuk memilih lapangan pekerjaan dan bidang usahanya sendiri
5.      Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat
·         Kekurangan
1.      Banyak terjadinya monopoli dalam masyarakat
2.      Adanya kesenjangan yang besar diantara yang kaya dan yang miskin
3.      Sulit terjadi pemerataan pendapatan
4.      Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeras pihak yang lemah
5.      Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat
6.      Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu
Ada beberapa institusi pokok yang membangun sistem ekonomi kapital, yakni:
1.      Hak kepemilikan
Sebagian besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi kapital (liberalisme) adalah hak kepemilikan swasta atau individu, sehingga individu dalam masyarakat kapital lebih terpacu untuk produktif
2.      Keuntungan
Keuntungan (profit) selain memuaskan nafsu untuk menimbun kekayaan produktif juga merupakan bagian dari ekspresi diri, karena keuntungan dipercaya dapat memotivasi manusia untuk bekerja keras dan produktif
3.      Konsumerisme
Konsumerisme sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu falsafah hidup yang mengajarkan untuk mencapai kepuasan sebesar-besarnya. Dalam arti positif, konsumerisme adalah gaya hidup yang sangat menekankan pentingnya kualitas barang dan jasa yang digunakan, karena tujuan akhir dari penggunaan barang dan jasa adalah meningkatkan nilai kegunaan (utilitas) kehidupan. Sehingga masyarakat kapitalis terkenal sebagai barang dan jasa yang berkualitas
4.      Kompetisi
Melalui kompetisi akan tersaring individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan menguntungkan produsen maupun konsumen, atau baik yang membutuhkan (demander) maupun yang menawarkan (supplier)
5.      Harga
harga merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan jasa semakin mahal berarti barang dan jasa tersebut semakin langka. Bagi produsen, gejala naiknya harga merupakan sinyal untuk menambah produksi agar keuntungan meningkat




Sumber:


1.1 Pengertian Sistem Ekonomi

            Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya kepada individu dan organisasi yang berada di negara tersebut. Menurut Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan, serta suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan, dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.
            Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem tersebut mengatur faktor produksinya dan cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu diperbolehkan untuk memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem ekonomi yang lain, seorang individu tidak diperbolehkan memiliki semua faktor produksi karena faktor produksi tersebut dipegang oleh pemerintah yang berkuasa. Kemudian pada perekonomian terencana memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksinya dan mangalokasikan hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar, pasarlah yag mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa dengan melalui penawaran dan permintaan. Kebanyakan sistem ekonomi yang dianut oleh negara yang ada di dunia berada diantara dua sistem ekonomi tersebut.



Sumber:



Review 12 - Perpajakan Internasional dan Penetapan Harga Transfer

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Dwi Ayu Larasati (22213664) Dwi Puspita Agustin (22213693) Nurul Maghfiroh Jufrin (26213733) Puti Melati ...