Walt Whitman Rostor atau yang lebih populer dengan
panggilan Rostow adalah tokoh ekonomi yang cukup terkenal atas
pemikiran-pemikirannya. Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow
merupakan garda depan dari Linear Stage
of Growth Theory. Pada 1950-1960 teori Rostow banyak mempengaruhi pandangan
dan persepsi para ahli ekonomi mengenai strategi pembangunan yang harus
dilakukan. Teori Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah
dialami oleh negara-negara maju terutama di Eropa. Dengan mengamati proses
pembangunan di negara-negara Eropa, Rostow memformulasikan pola pembangunan
menjadi tahap-tahap evolusi dari suatu pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh
negara-negara tersebut.
Dalam teorinya, Rostow menjelaskan bahwa modernisasi
merupakan proses bertahap, diana masyarakat akan berkembang dari masyarakat
tradisional dan akan berakhir pada tahap masyarakan dengan konsumsi tinggi. Rostow
membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa
ini terkenal dengan terminologi Less
Developed (untuk kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor
tradisional) dan terminologi More
Developed (untuk kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap
industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern). Dalam hal
prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada
keseluruhan proses dimana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap
lainnya.
Dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economics Growth (1960), Rostow menyatakan bahwa
pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan:
1. Perubahan
orientasi ekonomi, politik dan sosial yang awalnya berorientasi kepada suatu
daerah menjadi berorientasi keluar
2. Perubahan
pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu kesadaran untuk
membina keluarga kecil
3. Perubahan
dalam kegiatan investasi masyarakat dari melakukan investasi yang tidak
produktif menjadi investasi yang produktif
4. Perubahan
sikap hidup dari adat istiadat yang kurang merangsang pembangunan ekonomi,
seperti kurang menghargai waktu kerja dan orang lain
Kemudian, Rostow membagi proses pembangunan ekonomi
suatu negara menjadi lima tahap, yaitu:
1.
Masyarakat
Tradisional
Ilmu pengetahuan pada masyarakat
ini masih belum banyak dikuasai. Karena itu masyarakat semacam ini masih
dikuasai oleh kepercayaan-kepercayaan tentang kekuatan di luar kekuasaan
manusia. Manusia seperti ini tunduk kepada alam, belum bisa menguasai alam. Akibatnya
produksi masih sangat terbatas. Masyarakat ini juga cenderung bersifat statis,
dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi akan dipakai untuk
konsumsi dan tidak ada investasi. Pola dan tingkat kehidupan generasi kedua
pada umumnya hampir sama dengan kehidupan generasi sebelumnya.
2.
Masyarakat
Transisional
Meskipun perkembangan masyarakat
tradisional sangat lambat tetapi akan terus bergerak. Pada suatu titik,
masyarakat tradisional akan mencapai posisi transisional. Biasanya keadaan ini
terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih
maju. Perubahaan ini tidak datang karena faktor-faktor internal masyarakat
tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk
mengubah dirinya sendiri. Campur tangan dari luar ini menggoncangkan masyarakat
tradisional tersebut. Dan di dalamnya mulai berkembang ide pembaharuan.
3.
Tinggal
Landas
Periode ini ditandai dengan
tersingkirnya hambatan-hambatan yang mengalami proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ini merupakan sesuatu yang berjalan wajar tanpa adanya hambatan yang berarti
seperti ketika pada periode prakondisi untuk lepas landas. Pada periode ini,
tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari
pendapatan nasional atau lebih. Industri-industri baru juga mulai berkembang
dengan sangat pesat. Sebagian besar keuntungan ditanamkan kembali ke pabrik
yang baru. Sektor modern dari perekonomian seperti ini menjadi berkembang. Dalam
bidang pertanian, teknik-teknik baru yang digunakan juga berkembang. Pertanian menjadi
usaha yang komersial untuk mencari keuntungan dan bukan hanya sekedar untuk
konsumsi semata. Peningkatan dalam produktivitas pertanian ini merupakan
sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, karena proses modernisasi
masyarakat membutuhkan hasil pertanian yang banyak agar ongkos dari perubahan
(transisi) ini tidak terlalu mahal.
4.
Menuju
Kedewasaan
Saat tahap lepas landas akan
terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan meskipun terkadang terjadi
pasang surut antara 10% hingga 20% dari pendapatan nasional. Industri akan
berkembang dengan pesat. Sesudah 60 tahun sejak sebuah negara lepas landas atau
40 tahun setelah periode lepas landas berakhir, tingkat kedewasaan biasanya
tercapai. Perkembangan industri terjadi tidak hanya pada teknik-teknik produksi
tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Barang-barang yang diproduksi
tidak terbatas pada barang yang dikonsumsi tetapi juga barang modal.
5.
Konsumsi
Masal Tinggi
Karena kenaikan pendapatan
masyarakat, konsumsi masyarakat tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk
hidup tetapi meningkat ke kebutuhan yang leih tinggi. Produksi industri juga
berubah dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama.
Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi
tujuan yang paling utama. Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang
berkesinambungan yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus. Seperti halnya
teori-teori modernisasi lainnya yang didasarkan pada dikotomi masyarakat
tradisional dan masyarakat modern. Titik terpentig dalam gerak kemajuan dari
masyarakat yang satu ke masyarakat yang lainnya adalah periode lepas landas.
Ada
kelebihan dari teori yang dikemukakan oleh Rostow, yaitu:
1. Memberikan
kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi :
· Masyarakat tradisional
· Masyarakat pra kondisi tinggal landas
· Masyarakat tinggal landas
· Masyarakat kematangan pertumbuhan
· Masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi
Tahapan-tahapan
tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambilan kebijakan di
sebuah negara tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus
dilalui untuk menjadikan sebuah negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang
disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak negara berkembang
menerapkan teori ini dalam pembangunan.
2. Petunjuk
jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam memperoleh sumber
daya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi. Cara tersebut
disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
v Dana
investasi dari pajak yang tinggi
v Dana
investasi dari pasar uang atau pasar modal
v Melalui
perdagangan internasional
v Investasi
langsung modal asing
Selain itu, kekurangan-kekurangan dari teori yang
dikemukakan oleh Rostow diantaranya:
1. Sering
terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh teori
ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh
pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah
sebuah negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2. Dengan
dasar teori ini, seringkali negara harus melakukan mobilisasi seluruh kemampuan
modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi produktif
sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi
eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah lainnya
tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa
yang akan datang. Kerusakan alam justru berakibat pada penuruna ekonnomi
masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan
sosial dan sebagainya.
3. Negara
yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumber daya modal dari
investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan
prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini
biasanya dalam bentuk pinjaman baik dari negara kreditor maupun dari
lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC. Pinjaman juga
sering diberikan kepada pemerintah negara berkembang untuk mendanai
proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terdapat ketidakseimbangan posisi
karena negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor sedangan negara
atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering
ditekan sehingga yang tampak, pemerintah negara berkembang tersebut tidak lebih
hanyalah tangan kanan dar negara asing atau lembaga asing yang ingin
mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di negara yang sedang
berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk
menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit untuk menuju
kemajuan yang diharapkan.
4. Tahap
tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang disampaikan
oleh Rostow justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana mengatasi
problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak memberikan
pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari sebuah
pertumbuhan ekonomi yang dipercepat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar