31 Mei 2014

3.4. Teori Ekonomi Bertahap

Walt Whitman Rostor atau yang lebih populer dengan panggilan Rostow adalah tokoh ekonomi yang cukup terkenal atas pemikiran-pemikirannya. Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow merupakan garda depan dari Linear Stage of Growth Theory. Pada 1950-1960 teori Rostow banyak mempengaruhi pandangan dan persepsi para ahli ekonomi mengenai strategi pembangunan yang harus dilakukan. Teori Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara-negara maju terutama di Eropa. Dengan mengamati proses pembangunan di negara-negara Eropa, Rostow memformulasikan pola pembangunan menjadi tahap-tahap evolusi dari suatu pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut.
Dalam teorinya, Rostow menjelaskan bahwa modernisasi merupakan proses bertahap, diana masyarakat akan berkembang dari masyarakat tradisional dan akan berakhir pada tahap masyarakan dengan konsumsi tinggi. Rostow membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi Less Developed (untuk kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor tradisional) dan terminologi More Developed (untuk kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern). Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses dimana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap lainnya.

Dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economics Growth (1960), Rostow menyatakan bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan:
      1.      Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang awalnya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar
      2.      Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu kesadaran untuk membina keluarga kecil
      3.      Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari melakukan investasi yang tidak produktif menjadi investasi yang produktif
      4.      Perubahan sikap hidup dari adat istiadat yang kurang merangsang pembangunan ekonomi, seperti kurang menghargai waktu kerja dan orang lain

Kemudian, Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap, yaitu:
      1.      Masyarakat Tradisional
Ilmu pengetahuan pada masyarakat ini masih belum banyak dikuasai. Karena itu masyarakat semacam ini masih dikuasai oleh kepercayaan-kepercayaan tentang kekuatan di luar kekuasaan manusia. Manusia seperti ini tunduk kepada alam, belum bisa menguasai alam. Akibatnya produksi masih sangat terbatas. Masyarakat ini juga cenderung bersifat statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi akan dipakai untuk konsumsi dan tidak ada investasi. Pola dan tingkat kehidupan generasi kedua pada umumnya hampir sama dengan kehidupan generasi sebelumnya.
      2.      Masyarakat Transisional
Meskipun perkembangan masyarakat tradisional sangat lambat tetapi akan terus bergerak. Pada suatu titik, masyarakat tradisional akan mencapai posisi transisional. Biasanya keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Perubahaan ini tidak datang karena faktor-faktor internal masyarakat tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri. Campur tangan dari luar ini menggoncangkan masyarakat tradisional tersebut. Dan di dalamnya mulai berkembang ide pembaharuan.
      3.      Tinggal Landas
Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang mengalami proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini merupakan sesuatu yang berjalan wajar tanpa adanya hambatan yang berarti seperti ketika pada periode prakondisi untuk lepas landas. Pada periode ini, tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari pendapatan nasional atau lebih. Industri-industri baru juga mulai berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar keuntungan ditanamkan kembali ke pabrik yang baru. Sektor modern dari perekonomian seperti ini menjadi berkembang. Dalam bidang pertanian, teknik-teknik baru yang digunakan juga berkembang. Pertanian menjadi usaha yang komersial untuk mencari keuntungan dan bukan hanya sekedar untuk konsumsi semata. Peningkatan dalam produktivitas pertanian ini merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, karena proses modernisasi masyarakat membutuhkan hasil pertanian yang banyak agar ongkos dari perubahan (transisi) ini tidak terlalu mahal.
      4.      Menuju Kedewasaan
Saat tahap lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan meskipun terkadang terjadi pasang surut antara 10% hingga 20% dari pendapatan nasional. Industri akan berkembang dengan pesat. Sesudah 60 tahun sejak sebuah negara lepas landas atau 40 tahun setelah periode lepas landas berakhir, tingkat kedewasaan biasanya tercapai. Perkembangan industri terjadi tidak hanya pada teknik-teknik produksi tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Barang-barang yang diproduksi tidak terbatas pada barang yang dikonsumsi tetapi juga barang modal.
      5.      Konsumsi Masal Tinggi
Karena kenaikan pendapatan masyarakat, konsumsi masyarakat tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup tetapi meningkat ke kebutuhan yang leih tinggi. Produksi industri juga berubah dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus. Seperti halnya teori-teori modernisasi lainnya yang didasarkan pada dikotomi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Titik terpentig dalam gerak kemajuan dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lainnya adalah periode lepas landas.

Ada kelebihan dari teori yang dikemukakan oleh Rostow, yaitu:
      1.      Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi :
             ·         Masyarakat tradisional
             ·         Masyarakat pra kondisi tinggal landas
             ·         Masyarakat tinggal landas
             ·         Masyarakat kematangan pertumbuhan
             ·         Masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi
      Tahapan-tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambilan kebijakan di sebuah negara tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan.
     2.      Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam memperoleh sumber daya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
v  Dana investasi dari pajak yang tinggi
v  Dana investasi dari pasar uang atau pasar modal
v  Melalui perdagangan internasional
v  Investasi langsung modal asing

Selain itu, kekurangan-kekurangan dari teori yang dikemukakan oleh Rostow diantaranya:
     1.      Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah sebuah negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
     2.      Dengan dasar teori ini, seringkali negara harus melakukan mobilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah lainnya tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Kerusakan alam justru berakibat pada penuruna ekonnomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan sosial dan sebagainya.
     3.      Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumber daya modal dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini biasanya dalam bentuk pinjaman baik dari negara kreditor maupun dari lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC. Pinjaman juga sering diberikan kepada pemerintah negara berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terdapat ketidakseimbangan posisi karena negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor sedangan negara atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dar negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit untuk menuju kemajuan yang diharapkan.
     4.      Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang disampaikan oleh Rostow justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat.





Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review 12 - Perpajakan Internasional dan Penetapan Harga Transfer

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Dwi Ayu Larasati (22213664) Dwi Puspita Agustin (22213693) Nurul Maghfiroh Jufrin (26213733) Puti Melati ...