ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN HARAPAN
NAMA
ANGGOTA KELOMPOK 4:
1.
Andro Tuahta Noryadi Taringan (29213702)
2.
Aprianingsih (21213199)
3.
Nur Widya Rahma (26213635)
4.
Resty Ayu Shafrina (27213445)
5.
Wa Ode Siti Hawani (29213185)
6.
Wuri Adiningsih (29213373)
KELAS:
1EB23
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada
dasarnya manusia dan harapan itu berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai
harapan karena manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup.
Manusia yang akan meninggal pun mempunyai harapan dan biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung kepada kemampuan,
pengetahuan, pengalaman dan lingkungan hidup masing-masing manusia. Harapan
juga harus berdasarkan kepada kepercayaan, baik kepercayaan kepada diri
sendiri, kepada orang lain, maupun kepada Tuhan. Pada umumnya agar harapan
dapat terwujud maka manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti
dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini dikarenakan harapan dan
kepercayaan tidak dapat dipisahkan yang merupakan bagian dari hidup manusia
selama di dunia.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian harapan?
2.
Apa
persamaan harapan dengan cita-cita?
3.
Apa
saja contoh-contoh harapan?
4.
Apa
penyebab manusia mempunyai harapan?
5.
Apa
pengertian doa?
6.
Apa
saja macam-macam doa?
7.
Apa
saja contoh-contoh doa?
8.
Apa
pengertian kepercayaan?
9.
Apa
saja teori kebenaran?
10.
Apa
contoh-contoh dari kepercayaan?
11.
Apa
usaha manusia untuk meningkatkan kepercayaan?
C.
TUJUAN
1.
Menjelaskan
pengertian harapan
2.
Menjelaskan
persamaan harapan dengan cita-cita
3.
Menjelaskan
contoh-contoh harapan di kehidupan sehari-hari
4.
Menjelaskan
penyebab manusia mempunyai harapan
5.
Menjelaskan
pengertian doa
6.
Menjelaskan
macam-macam doa
7.
Menjelaskan
contoh-contoh doa
8.
Menjelaskan
pengertian kepercayaan
9.
Menjelaskan
3 teori kebenaran
10.
Menjelaskan
4 kepercayaan
11.
Menjelaskan
usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya pada Tuhannya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
HARAPAN
Harapan
yang berasal dari kata harap adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu
yang dinginkan akan diraih. Pada umumnya harapan bersifat abstrak (tidak
tampak) namun diyakini akan terwujud. Harapan itu sendiri mempunyai makna
sesuatu yang terkandung di dalam hati setiap manusia yang merupakan karunia
dari Tuhan yang sifatnya sulit untuk dilukiskan. Manusia yang hidup tanpa
memiliki harapan berarti manusia itu mati dalam hidupnya. Suatu harapan yang
dapat berhasil atau tidak semua tergantung pada usaha dan doa dari orang yang
mempunyai harapan tersebut, karena usaha dan doa merupakan sarana agar
terkabulnya harapan.
Cita-cita
merupakan impian yang disertai dengan tindakan dan juga harus diberikan batas
waktu agar dapat terealisasikan. Dengan adanya cita-cita dalam hidup akan
membuat manusia itu sendiri bersemangat dan bekerja keras untuk mencapainya.
Dalam bercita-cita pun juga sebaiknya tidak terlalu mendetail dan fanatik,
karena jika tidak tercapai akan dapat membuat stress dan depresi.
Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian yang tidak
terlalu mendetail, sedangkan cita-cita pada umumnya selalu setinggi bintang.
Antara harapan dan cita-cita mempunyai persamaan, yaitu keduanya menyangkut
masa depan karena belum terwujud, kemudian pada umumnya harapan dan cita-cita
manusia adalah menginginkan hal yang lebih baik dalam hidupnya.
Seperti
yang sudah dijelaskan, ada beberapa contoh harapan yang dapat diberikan. Misalnya,
Budi hanya mampu membeli sepeda, dan tidak mempunyai harapan untuk membeli
mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang terlalu berlebihan pasti akan
menjadi bahan tertawaan banyak orang. Contoh lainnya, misal Rafiq berharap
mendapatkan nilai A dalam ujian di setiap mata kuliahnya. Padahal ia tidak
pernah hadir dalam kelas, tidak ada usahanya dan ia menghadapi ujian dengan
santai. Jadi bagaimana Rafiq akan mendapatkan nilai A? Mungkin ia juga tidak
akan lulus.
B.
PENYEBAB
MANUSIA DAN HARAPAN
Manusia
adalah makhluk sosial. Setiap manusia harus dapat berinteraksi dengan orang
lain baik keluarga maupun masyarakat disekitarnya. Ada dua hal yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, diantaranya:
·
Dorongan
Kodrat
Kodrat adalah sifat dan pembawaan
alamiah yang sudah terjelma di dalam diri manusia. Dorongan kodrat membuat
manusia mempunyai harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan
sebagainya. Di dalam diri setiap manusia sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan
dan kemampuan untuk hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka
manusia mempunyai harapan.
·
Dorongan
Kebutuhan Hidup
Manusia pasti mempunyai banyak hal dalam
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup ini pada dasarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut
manusia harus bekerja sama dengan manusia lain, karena kemampuan manusia sangat
terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berfikirnya. Menurut Abraham
Maslow harapan manusia atau kebutuhan manusia dikategorikan dalam 5 hal, yaitu:
1. Harapan
untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
2. Harapan
untuk memperoleh keamanan (safety)
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk
mencintai dan dicintai (being loving and
love)
4. Harapan untuk memperoleh status atau diterima
atau diakui lingkungan (status)
5. Harapan
untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self
actualization)
C.
PENGERTIAN
DOA
Doa berasal dari kata da’a yang mempunyai
arti memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon agar tercegah dari sesuatu
yang memudharatkan. Menurut Syeikh Abdurrahman bin Sa’diy terdapat dua macam
doa. Adapun perbedaan antara kedua macam doa tersebut, yaitu:
1.
Doa
masalah (permintaan)
Doa ini bersifat meminta yang mempunyai
tujuan untuk meminta agar diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan. Doa
masalah (permintaan) terbagi menjadi tiga, yaitu:
a)
Permintaan
yang ditujukan kepada Allah SWT
b)
Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah,
padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Misalnya
meminta kepada pohon-pohon besar ataupun di tempat-tempat yang keramat. Hal ini
termasuk syirik dan merupakan dosa besar
c)
Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa
dilakukan. Misalnya meminta pada orang lain yang masih hidup untuk memindahkan
atau membawakan barangnya. Hal ini hukumnya boleh.
2.
Doa
ibadah
Doa ibadah adalah semua bentuk ibadah
atau ketaatan yang diberikan kepada Allah baik lahiriah maupun batiniah, karena
pada hakikatnya semua bentuk ibadah seperti shalat, puasa, haji dan lain
sebagainya mempunyai tujuan untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
D.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya yang artinya mengakui atau meyakini akan adanya
kebenaran. kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Di
dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang diberitahukan oleh Tuhan baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada umat manusia. Hak berpikir bebas,
hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama setiap orang wajib menghormati kepercayaan orang lain.
Menurut
Dr. Yuyun Suriasumantri ada 3 teori kepercayaan atau kebenaran, yaitu sebagai
berikut:
1.
Teori
Koherensi atau Konsistensi
Yaitu suatu
pernyataan yang dianggap benar apabila pernyataan itu konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya, setiap manusia
akan mati.
2.
Teori
Korespondensi
Yaitu suatu
pernyataan benar apabila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contohnya,
Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia
3.
Teori
Pragmatis
Yaitu suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.
E.
KEPERCAYAAN
DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
Kepercayaan
dapat dibedakan atas:
1)
Kepercayaan
kepada diri sendiri
Kepercayaan kepada
diri sendiri itu ada pada setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri
dapat berupa menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2)
Kepercayaan
kepada orang lain
Kepercayaan pada
orang lain sudah pasti percaya terhadap kata
hatinya atau perbuatan yang dilakukan sesuai dengan kata hatinya atau
terhadap kebenaran. Misalnya seseorang yang sudah berjanji sesuatu harus
memenuhi atau melakukannya meskipun janji itu tidak terdengar atau diketahui
orang lain. Kepercayaan kepada orang lain bisa terhadap orang tua, saudara,
atau siapa saja.
3)
Kepercayaan
kepada pemerintah
Menurut Prof.
Ir. Poedjawiyatna negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan
memimpin bangsa manusia. Tuhan adalah pemilik kedaulatan yang sejati karena
semuanya adalah ciptaan Tuhan. Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan
adalah dari rakyat, kewibawaan pun milik rakyat. Karena itu wajarlah jika
manusia sebagai warga negara percaya kepada negara atau pemerintah yang
memimpin.
4)
Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayan
kepada Tuhan Yang Maha Esa itu sangat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan ini juga
penting karena merupakan tali kuat yang menghubungkan rasa manusia dengan
Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya jika umatnya tidak percaya
kepada-Nya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan
dari-Nya, manusia harus percaya kepada Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan
manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung
kepada pribadi, kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu diantaranya:
a.
Meningkatkan
ketaqwaan dengan cara meningkatkan ibadah
b.
Meningkatkan
pengabdian kepada masyarakat
c.
Meningkatkan
kecintaan kepada sesama manusia dengan cara saling menolong
d.
Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e.
Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki dan sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan agar sesuatu terjadi yang belum
terwujud. Harapan merupakan ciptaan yang seseorang buat sebagai sesuatu yang
hendak diraihnya. Oleh karena itu, hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi
dan tujuan. Harapan bukanlah sesuatu yang diucap saja, tetapi juga harus
diimbangi dengan usaha. Harapan membuat manusia berfikir untuk melakukan dan
meraih sesuatu yang lebih baik. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup
berinteraksi dengan orang lain, yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup. Dalam setiap harapan pasti ada kepercayaan, baik itu kepercayaan
terhadap diri sendiri, orang lain, pemerintah maupun kepada Tuhan, karena
kepercayaan dapat membantu seseorang untuk mewujudkan yang diinginkannya.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh usaha atau kerja keras yang
dilakukannya. Seseorang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar.
Jika kemampuan seseorang kurang tetapi ia mempunyai harapan yang besar,
biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdoa.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar